Pusat Ujian Nasional 2014:
Prosedur Operasional Standar (POS) atau petunjuk pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) tingkat SMP dan SMA tahun 2013/2014 terdapat perubahan
signifikan yang mendasar. Perubahannya diisyaratkan mulai penggabungan
jadwal UN Paket dan UN Formal hingga penambahan paket soal UN dari yang
tadinya 4 paket menjadi 20 paket.
"Kemarin (18 Desember 2012, Red) pemerintah pusat mengambil langkah
persiapan awal dengan melaksanakan Rakornis tentang persiapan
pelaksanaan UN 2013/2014. Saat itu dipaparkan draft (konsep, Red) POS
tentang UN 2013/2014. Jika dilihat isinya, kedua hal itu yang signifikan
berubah," ucap Kabid Pembinaan Pendidikan (Dikmen) SMP/SMA Disdik
Kaltim, H Asli Nuryadin, saat berbincang dengan wartawan di Samarinda,
Rabu (26/12).
Hal lain yang akan berubah pada UN 2013/2014 adalah nilai hasil UN akan
terakomodir sebagai rekomendasi masuk ke Perguruan Tinggi (PT). Menurut
dia, perubahan ini sebagai tindak lanjut aspirasi masyarakat yang
menyayangkan nilai UN hanya sebagai penentu kelulusan saja, padahal
untuk memperolehnya membutuhkan perjuangan, sehingga layak diakomodir
dan dimanfaatkan untuk menempuh pendidikan lanjutan.
"Secara teknis, persoalan nilai UN ini menjadi kewenangan Dirjen Dikti
(Pendidikan Tinggi) untuk mengaturnya. Karena itu, kita tunggu saja
bagaimana hasilnya," timpal Asli Nuryadin.
Menurut dia, penyelenggaraan UN 2013/2014 sama seperti penyelenggaraan
tahun sebelumya. Kecuali jika terdapat kekurangan, pada tahun 2013 ini
dilengkapi. Salah satunya seperti pendistribusian soal ujian, perlu
ditinjau ulang bagaimana yang terbaik.
"Banyak masukan dari Rakornis kemarin. Sebab, Rakornis juga dihadiri
para rektor, para kepala dinas pendidikan dan pemerhati pendidikan
seluruh Indonesia. Jadi, tinggal menunggu POS yang sudah diterbitkan
secara sah pada Januari 2013," katanya seraya menyebut, jika sudah
terbit secara formal akan segera dipublikasikan di Kaltim.
Begitu pula dengan standar kelulusan. Secara umum, menurut dia, tidak
berubah seperti tahun sebelumnya. Hanya saja, ada penyesuaian dengan
kurikulum baru 2013.
Terkait bertambahnya jumlah paket soal UN, ia mengaku akan melibatkan
Disdik kabupaten/kota di Kaltim untuk mengajak sekolah-sekolah melatih
peserta didiknya agar leluasa menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Salah satunya dengan membiasakan anak didik menggunakan LJK pada setiap
penyelenggaraan ujian di sekolah.
"Kita berharap, anak-anak didik dapat dilatih sedemikian rupa agar
leluasa menulis nomor peserta dan nomor paket soal ujian. Intinya di
sana. Sebab, jika salah nomor paket soal ujiannya bisa berakibat fatal,"
tukasnya seraya menambahkan, untuk mendukung itu Disdik Kaltim sudah
mengalokasikan bantuan scanner LJK sesuai standar UN untuk 19 sekolah di
Kaltim.
Asli Nuryadin berharap bantuan alat scanner tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai uji coba bagi peserta didik sebelum menghadapi UN. "Jadi, kita
harapkan mulai ulangan harian dan sebagainya sudah dibiasakan
menggunakan LJK," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment